Selasa, 05 Juli 2011

Cuci Otak, No Way! Iman Is The Solution



“Cuci otak” adalah sebuah kata yang saat ini menjadi topik yang ramai dibicarakan orang, semenjak kerap terjadinya “bom pengantin” alias bunuh diri dengan menggunakan bom. Apapun alasannya, meledekan bom di tengah orang yang tak berdosa dan dalam suasana damai adalah laknatullah dan wajib kita kutuk bersama. Walaupun pelakunya memakai atribut Islam, tapi penulis yakin, perilaku tersebut bukan Islam. Islam adalah ajaran rahmatan lil a’lamin atau ajaran yang senantiasa menabur kebaikan bagi semua mahluk. Yang jadi pertanyaan adalah mengapa si pelaku bom pengantin, kok rela untuk bunuh diri hingga merenggut nyawa orang? Menurut para ahli, hal itu karena telah tertanamnya nilai-nilai, dogma, prinsip dan faham-faham pada seseorang melalui proses internalisasi atau yang dinamakan cuci otak. Cuci mengandung arti bahwa orang tersebut akan diputihkan terlebih dahulu atau dihapus segala tata nilai yang ada, kemudian baru dimasukan tata nilai terbaru sesuai tujuan pemberi perintah. Andai saja cuci otak ini dengan tata nilai kebaikan, semangat menebar rahmat dan keridhaan Allah SWT, alangkah indahnya dunia ini. Andai saja semua insan Indonesia dicuci otak dengan semangat kebaikan, wah tak akan terbayang betapa majunya bangsa ini. Sayang seribu sayang, cuci otak yang terjadi saat ini ke arah keburukan sehingga dikenal bom penganten. Saat ini, banyak orang tua hawatir anaknya akan terbius pada organisasi yang salah sehingga memiliki tata nilai yang tidak islami. Organisasi tersebut memang memburu segmen anak muda yang masih labil agar mudah dipengaruhi. Penulis menilai saat ini terjadi persaingan tersembunyi dalam penerapan tata nilai pada anak muda. Rasulullah SAW telah mengajarkan tentang pentingnya memelihara iman. Iman akan terus berubah, meningkat dan menurun seiring dengan hubungan manusia yang mengglobal dengan perbentuan budaya dan karakter. Belum lagi, adanya kelompok yang menginginkan Indonesia hancur. Untuk itu, bentengi diri anda dengan iman dan peliharalah. Untuk itu cara yang dilakukan agar dapat terhindar dari tata nilai buruk sebagai beriku. Pertama, Ilmu; senantiasa menambah pengetahuan dan keyakinan. " Berilah kami ilmu tentang keimanan, berilah kami ilmu tentang Al-quran, maka iman kami pasti akan bertambah ." (Syarah Qosidah Ibnu Qoyyim, jilid I halaman 141). Kedua, Perbanyak Amal Saleh. Maksudnya adalah memperdalam ketaatan sehingga menambah keyakinan dan memperkokoh keimanan, serta memperkecil amal-amal yang jelek dan menghindari dari hal-hal yang dapat melemahkan iman. Ketiga, Berzikir. Maksudnya adalah mengingat Allah beserta sifat-sifatNya, apa-apa yang menyangkut keagungan-Nya dan kebesaran-Nya, membaca kalam-Nya serta ayat-ayatNya. Umar Ibnu Khattab senantiasa tak henti-hentinya mengingatkan kepada para sahabat untuk senantiasa berzikir kepada Allah SWT untuk menambah kualitas imannya. Keempat, Berpikir. Banyak ayat yang menyuruh kita untuk berpikir. Maksudnya senantiasa berpikir pada ciptaan Allah. Insya allah, apabila dijalankan nikmati ranumnya buah keimanan. (BA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar