Selasa, 20 Oktober 2009

HIKMAH PESTA DEMOKRASI

Kita baru saja melangsungkan pemilihan orang nomor satu dan nomor dua di Indonesia. Ini berarti sudah ke dua kalinya kita menyelenggarakan pesta demokrasi pemilihan pemimpin langsung dengan melibatkan seluruh rakyat Indonesia. Doa dan permintaan kita alhamdulillah dikbaulkan oleh Yang Maha Kuasa karena pelaksanaannya berjalan dengan aman dan terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan. KPU telah mengumumkan secara resmi pasangan Soesilo Bambang yudhoyono (SBY) dan Boediono akan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2009 -2014. Banyak hikmah yang bisa kita petik dari pesta demokrasi ini.
Pertama, rakyat tambah pintar dan cerdas. Pemilihan yang bersifat otoriter sudah tidak berlaku lagi di abad kiwari. Dengan demikian, penggunaan cara-cara yang lebih elegan baik itu pemilihan pimpinan di tingkat perusahaan hingga tingkat fungsi yang lebih kecil harus mengikuti hal yang demokratis. Apabila tidak, reputasi perusahaan adalah taruhannya.
Kedua, rules of the game. Penyelenggaran pesta demokrasi ini tidak lepas dari aturan main. Aturan main ini jauh-jauh hari harus disosialisasi dan difahami oleh para peserta hingga berbagai konstituen. Dengan aturan yang jelas serta memenuhi unusr-unsur legalitas secara rinci, penyelenggaraan dapat berjalan dengan tertib. Begitu juga dengan perusahaan hingga ke tingkat kehidupan keluarga kudu memiliki yang namanya aturan main yang rinci. Dengan demikian, kehidupan akan berjalan dengan tertib sesuai dengan tata nilai dan objective yang dituju.
Ketiga, reward and punishment. Penyelenggaraan pemilu objenctivnya adalah mencari kemenangan. Namun meraih kemenangan dengan menggunakan cara illegal akan berdampak buruk pada para nominator. Cara-cara yang kurang baik dan menentang rules of the game wajib diberikan punishmen. Sedangkan yang baik mendapat rewards dengan banyaknya perolehan suara yang lebih banyak. Dalam penyelenggaraan proses manajemen korporasi, tidak ada pilihan lain selain pelaksanaan reward and punishment. Bukan kah Allah SWT menerapkan surga dan neraka?
Keempat, The power of controlling. Pengawasan dalam berbagai tahap merupakan sebuah keharusan. Bagaimana jadinya kalau KPU tidak diawasi atau mesin-mesin pilitik itu berjalan secara bebas tanpa batas? Kekuasan mutlak cenderung pada penyalahgunaan wewenang. Mari kita gunakan hikmah diatas dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan, last but noet least, semoga presiden dan wakil presiden terpilih dapat amanah menjalankan roda pemerintahan dan mampu membawa bangsa ini lebih maju, lebih aman dan lebih sejahtera. Anda punya hikmah lain? (BA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar