Selasa, 20 Oktober 2009

Membangun Karakter Melalui Ramadhan


Alhamdulillah segala puji syukur hanya milik Allah. Sebagai umat Islam, saya bersyukur karena sebagai umat Islam kita memiliki bulan Ramadhan. Banyak hikmah yang bisa kita gali dari berbagai sudut pandang. Dan, bagi saya bulan Ramadhan adalah bulan pengembangan karakakter (character building). Membangun karakter tidak seperti membalikan tangan yang bisa instan, namun perlu proses dan konsistensi. Dengan Ramadhan, kita melatih tiga perangkat utama diri kita yaitu ruh, jiwa dan raga. Menurut Agus Mustofa, jika digambarkan sebagai lapisan, maka ruh itu dibungkus oleh jiwa yang energial dan badan yang material. Jiwa dan badan karenanya menjadi penghalang (hijab) bagi ruh. Seorang yang tidak bisa membuka hijab material dan energial ini tidak akan bisa memunculkan sifat-sifat ketuhanan yang dimiliki ruh. Nah, itulah mengapa Allah mensyariatkan puasa di bulan ramadhan. Puasa pada hakikatnya adalah upaya membuka hijab material dan energial itu dengan cara mengharamkan yang halal, tidak saja pada tataran material seperti makan, minum, dan berhubungan suami istri, tetapi juga energial (jiwa) seperti bersabar, suka berderma, suka menolong, jujur, tidak menggunjing, dan sebagainya.
Itulah mengapa Rasulullah menyatakan sia-sia puasa seseorang kalau hanya mendapat lapar dan dahaganya saja; karena yang terbuka hanyalah hijab material. Sedangkan hijab jiwanya tidak, sehingga sifat-sifat ketuhanan dari ruh kurang maksimal terpancarkan.
Oleh karena itu, jika sekian kali kita telah berpuasa tetapi perilaku kita tidak pernah berubah, barangkali memang hijab badan dan jiwa kita kurang maksimal bisa terbuka sehingga sifat-sifat ketuhanan tidak bebas dan memancar dari diri kita. Sebaliknya, jika kita mampu membuka hijab, insya Allah akan terjadi perubahan perilaku individu dan pada gilirannya perubahan kualitas perusahaan dan bangsa. Inilah hakekat dari mutaqin atau taqwa. Semoga Anda berhasil (BA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar