Pada Mei lalu, perusahaan yang kita cintai ini mendapat banyak pelajaran dari pentingnya komunikasi. Ada dua kasus yang menjadikan RNI terus menerus mendapatkan liputan di media massa baik cetak maupun elektronik. Pertama adalah kasus (Alm) Nasrudin Zulkarnaen dan kasus impor gula tahun 2003. Sedangkan, untuk masalah eksternal adalah kasus Prita Mulyasari dengan RS. Omni serta kasus pencemaran nama baik lainnya. Kehidupan bermasyarakat termasuk didalamnya dunia usaha, tidak terlepas dari tata nilai yang tertuang dalam undang-undang maupun aturan kehidupan bermasyarakat yang bersifat rinci. Saat ini Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (PIK), tahun 2008 sedang disosialisasikan dan akan berlaku bulan April 2010. Sudahkan kita mempersiapkan strategi komunikasi dan SDM yang akan berhadapan dengan pihak berkepentingan dengan baik? Salah satu pasalnya memang berat, apabila perusahaan dinilai tidak transparan dalam informasi dan komunikasi termasuk dalam pidana. Tidak hanya itu, UU Nomor 11 tentang Informasi dan Transaksi elektronik yang telah menjerat Prita akan disyahkan di tahun 2010, tidak kalah hebohnya. Implikasi dari kejadian tersebut mengharuskan kita untuk melakukan perubahan dan peningkatan kualitas informasi dan komunikasi internal termasuk peran dan fungsi Humas. Humas sebagai unit yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan komunikasi sehingga proses komunikasi mampu mendukung secara efektif terselenggaranya kegiatan humas yang dapat memberi nilai tambah pada pembentukan citra terbaik.
Keterbukaan informasi dalam hitungan detik dapat mempengaruhi kepercayaan publik, dibatkannya kontrak kerja, berpindahnya klien, protes wartawan dan segal jenis perlawanan yang akan merugikan citra dan nama baik perusahaan, Kasus Nasrudin maupun kasus-kasus lainnya tidak akan menyeret perusahaan menjadi krisis seandainya peran dan fungsi komunikasi sudah mendapat perhatian. Komunikasi sudah bergeser sebagai fungsi manajemen dimana komunikasi perusahaan perlu disinergikan dengan seluruh fungsi manajemen dalam organisasi demi mendukung keberhasilan strategi komunikasi (corporate strategy). Bagaimana sebaiknya perusahaan berkomunikasi dengan adanya perubahan tini ?
RNI, tempat saya bekerja menyelenggarakan Workshop Humas tanggal 12 – 14 Mei di Bandung yang dihadiri oleh para pejabat setingkat manager umum di lingkungan RNI Grup. Temanya adalah Building Communication For Excellent Communication. “Kita perlu mengembangkan kehumasan di RNI Grup sehingga mampu memberikan kontribusi pada peningkatan kinerja perusahaan”
Manajemen isu adalah tugas utama kehumasan. Perusahaan harus secara terus menerus mengelola isu terutama yang berpotensi terjadinya krisis. Agar terhindar dari krisis yang lebih dalam, komunikasi menjadi satu-satunya jalan. RNI perlu berkomunikasi secara efektif dan efisien. Humas yang menjadi front line komunikasi harus senantiasa peka terhadap isu dari internal maupun eksternal. Belajar dari pengalaman yang terjadi saat ini, RNI harus mengubah krisis menjadi peluang. Alangkah nikmatnya bila dengan biaya rendah, kita mampu membangun brand kuat dan positif. Inilah era informasi dan komunikasi. Apalagi dalam waktu dekat, UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi, Teknologi, Informasi dan Transasi Elektronik serta UU Keterbukaan Informasi Publik No 14 Tahun 2008 akan segera diberlakukan. Sudahkah perusahaan kita mempersiapkan strategi komunikasi dan SDM yang akan berhadapan dengan pihak yang berkepentingan? Sudah saatnya komunikasi mendapat perhatian dari top manajemen. Kita harus segera menggeser fungsi komunikasi menjadi fungsi manajemen. Kita perlu segera mengsinergikan seluruh fungsi manajemen di anak perusahaan, fungsi di setiap direktorat seperti pemasaran, sumber daya, keuangan, riset dan pengembangan yang mendukung keberhasilan strategi korporasi (corporate sterategy).
Mari kita tingkatkan citra dna reputasi korporasi kita melalui efektivitas peran public relation. ”Integrasi komunikasi, Centralisasi informasi dan Desntralisasi Aksi. (BA)
Manajemen isu adalah tugas utama kehumasan. Perusahaan harus secara terus menerus mengelola isu terutama yang berpotensi terjadinya krisis. Agar terhindar dari krisis yang lebih dalam, komunikasi menjadi satu-satunya jalan. RNI perlu berkomunikasi secara efektif dan efisien. Humas yang menjadi front line komunikasi harus senantiasa peka terhadap isu dari internal maupun eksternal. Belajar dari pengalaman yang terjadi saat ini, RNI harus mengubah krisis menjadi peluang. Alangkah nikmatnya bila dengan biaya rendah, kita mampu membangun brand kuat dan positif. Inilah era informasi dan komunikasi. Apalagi dalam waktu dekat, UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi, Teknologi, Informasi dan Transasi Elektronik serta UU Keterbukaan Informasi Publik No 14 Tahun 2008 akan segera diberlakukan. Sudahkah perusahaan kita mempersiapkan strategi komunikasi dan SDM yang akan berhadapan dengan pihak yang berkepentingan? Sudah saatnya komunikasi mendapat perhatian dari top manajemen. Kita harus segera menggeser fungsi komunikasi menjadi fungsi manajemen. Kita perlu segera mengsinergikan seluruh fungsi manajemen di anak perusahaan, fungsi di setiap direktorat seperti pemasaran, sumber daya, keuangan, riset dan pengembangan yang mendukung keberhasilan strategi korporasi (corporate sterategy).
Mari kita tingkatkan citra dna reputasi korporasi kita melalui efektivitas peran public relation. ”Integrasi komunikasi, Centralisasi informasi dan Desntralisasi Aksi. (BA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar